Selasa, 04 September 2007

Pencemaran dan Sampah

Pengertian Pencemaran

Proses ekologi yang sifatnya berputar/berdaur ulang mengharuskan semua sisa atau buangan (output) dari sistem yang satu, segera diproses lebih lanjut oleh sistem lain, kemudian menjadi daya pertumbuhan baru (input) bagi sistem tersebut .
Dengan pertumbuhan seperti ini, kestabilan biosfir secara integral dapat bertahan dan lingkungan tersebut menjadi lestari. Jadi ada semacam mekanisme pengatur diri yang mengatur ; input-output dan seterusnya.
Perubahan-perubahan dalam batas tertentu masih ditolelir, akan tetapi apabila ini dilampaui, maka ekosistem yang seharusnya memproses buangan atau sisa sistem yang lainnya menjadi tidak berdaya bahkan menghalangi pertumbuhan.
Contoh : Sampah organik dalam jumlah terbatas bila dibuang ke atas tanah akan menjadi pupuk bagi pertumbuhan tanaman, akan tetapi bila jumlahnya terlalu banyak, maka hasil pembusukan menjadi bahan yang menurunkan kualitas tanah sehingga tanaman tidak dapat hidup.
Kerusakan proses semacam ini dalam istilah ekologi disebut pencemaran lingkungan. Ledakan penduduk serta pesatnya pertumbuhan industri adalah faktor utama yang mendukung tumbuhnya pencemaran lingkungan. Ledakan penduduk yang berkaitan dengan problema sosial akan membawa tradisi yang merugikan bagi terbinanya lingkungan hidup yang sehat.
Perkembangan teknologi yang sangat erat kaitannya dengan pengembangan industri, membawa pula kerusakan sumber-sumber alam yang berguna bagi kesehatan dan kehidupan manusia. Air, udara, tanah menjadi tercemar, mengandung bakteri dan beracun ataupun tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dengan baik. Pada akhirnya kualitas lingkungan menjadi rusak dan manusialah yang rugi. Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka pengaturan (diri) dalam alam biosfer menjadi berantakan. Patut diingat pula bahwa gangguan yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan tidak hanya nyata saja, akan tetapi dapat secara perlahan-lahan akhirnya menjadi maut dikemudian hari. 

Pengertian Sampah

Sampah adalah salah satu masalah penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, kain bekas, karet, tanah dan lain-lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja akan menimbulkan bau dan mengeluarkan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara, apalagi bila yang terbakar itu bahan-bahan sintesis seperti karet dan benda sintesis lainnya, yang jenisnya telah banyak muncul akibat perkembangan peradaban.
Selain itu tradisi membuang sampah di sungai dapat mengakibatkan pendangkalan yang demikian cepat, banjir, juga mencemari sumber air permukaan karena pembusukan sampah tersebut. Jadi pada kenyatannya sampah telah mencemari tanah, badan-badan air dan udara dalam kota.
Sampah industri yang kebanyakan mengandung zat-zat beracun akan lebih mengganggu kesehatan masyarakat bila dibuang sembarangan. Jadi harus dibuang di secara  khusus dengan tempat yang khusus pula.
Sampah rumah tangga pembuangan seyogyanya dilakukan secara tertib dengan menyediakan tempat sampah. 
Selain itu untuk sampah organik bisa terlebih dahulu dicincang, disimpan dalam tanah kemudian dipergunakan untuk pupuk tanaman halaman. Sedangkan sampah lain seperti, kertas, plastik, kaleng. dll, sebaiknya tidak dibakar, disimpan dalam bak sampah secara padat dan rapi agar memudahkan petugas mengumpulkan sampah dan mengambilnya.
Di tempat umum pun harus dibiasakan tertib membuang sampah termasuk puntung rokok. Kota bersih dan sehat tergantung dari ketertiban/sikap warganya.

Jenis Sampah

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai :
1.      Sampah organik
2.      Sampah anorganik
3.   Sampah khusus
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dengan proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit dan daun.
Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan almunium. Sebagian zat organik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik dan kaleng.
Kertas Koran dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas Koran termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas Koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik), dimasukkan ke dalam kelompok anorganik.
Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Misalnya sampah rumah sakit merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Semua ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.
Baterai umumnya berasal dari sampah rumah tangga, biasanya mengandung logam berat seperti raksa dan kadmium. Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan. Akumulator dengan asam sulfat atau senyawa timbul berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia. Baterai harus diperlakukan sebagai sampah khusus. Jenis sampah khusus lainnya adalah bola lampu, pelarut dan cat, zat-zat kimia pembasmi hama dan penyakit tanaman seperti pestisida, sampah dari kegiatan pertambangan dan eksplorasi minyak serta sampah dari zat-zat yang mudah meledak dalam suhu tinggi. 

Sumber Sampah

Sampah dihasilkan oleh lima sumber utama, yaitu :
1.      Rumah Tangga 
      Sampah domestik yang dihasilkan umumnya berupa sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah tidak terpakai, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan sebagainya.
2.   Tempat perdagangan
      Seperti pasar, supermarket, pusat pertokoan, warung atau pasar malam. Sampah komersial yang dihasilkan misalnya, bahan dagangan yang rusak, buah, sayur, kertas, plastik, karton dan sebagainya.
3.   Industri
      Sampah industri yang dihasilkan tergantung dari macam dan jumlah bahan. Industri seringkali membuang sampahnya disekitar pabrik, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Tentu saja yang demikian dapat meresahkan penduduk yang bertempat tinggal disekitarnya.
4.   Perkebunan
      Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini dapat di daur ulang. 
5.   Sisa bangunan dan konstruksi gedung
      Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik, misalnya : kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik misalnya : semen, pasir, spesi batu bata, ubin, besi dan baja, kaca dan kaleng. 

Sampah di Alam dan Industri

  1. Sampah di Alam

Secara alami tumbuh-tumbuhan mengatur sendiri keseburan tanah di bawah tempat tumbuhnya. Dedaunan tua yang jatuh ketanah lama kelamaan akan membusuk dan terurai. Setelah mineralnya bebas dan bercampur tanah, mineral ini akan diserap kembali oleh akar tumbuhan. Dengan cara serupa, senyawa karbon dari zat organik akan lepas ke udara dalam bentuk CO2. selanjutnya daun tumbuhan akan menyerap kembali untuk proses fotosintesis. Siklus alami ini adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus. Sampah atau limbah hasil metabolisme dari hewan dan tumbuhan juga akan mengalami siklus yang serupa.

  1. Sampah di industri

Di alam semua zat organik dapat di daur ulang, dimana beberapa spesies tertentu mengkonsumsi sampah yang dihasilkan oleh organisme lain. Contohnya Hyena memakan bangkai binatang, jamur menguraikan dedaunan, dan lain-lain. Sebaliknya proses di industri sangat tidak efektif. Orang membuat produk yang secara tidak langsung dapat menghasilkan sejumlah sampah pada setiap tahapan proses di samping produk itu sendiri. Beberapa contoh mengenai produk atau proses sampah yang dihasilkan ;

a. Membuat besi dari biji besi menghasilkan kerak besi sebagai sampah produksi.

b. Kaca dipotong untuk jendela dengan ukuran tertentu menghasilkan sampah potongan kaca.

c. Membuat bingkai jendela dari pelat almunium menghasilkan sampah potongan almunium.

d. Kertas cetak dipotong sesuai ukuran tertentu menghasilkan sampah kertas.

  1. Peredaran Produk dari Industri ke Konsumen

Produk pabrik telah melalui beberapa tahap produksi, dari proses awal hingga pengerjaan akhir, meliputi kontrol mutu dan pengemasan, yang selanjutnya diangkat untuk diperdagangkan, dan terakhir sampah ke konsumen. Pada setiap tahap yang dilalui oleh produk ini bisa timbul sampah. Proses industri ini juga memberikan dampak lain terhadap lingkungan, baik itu mengenai energi, air maupun udara.

Oleh karena alasan ekonomi dan ekologi, industri harus terus menerus mencari jalan untuk meningkatkan efesiensi dan mengurangi sampah yang dihasilkan di pabriknya. Jika mungkin, sampah produksi didaur ulang untuk dimanfaatkan kembali dalam proses produksi (misalnya di pabrik botol dari gelas, pecahan gelas dicairkan lagi), bahan kimia digunakan lagi di dalam suatu proses tertutup.

Hal ini di kenal sebagai teknologi bersih.

  1. Bentuk Pengemasan

Kemasaan menduduki posisi dominan dalam menentukan nilai jual suatu produk. Walaupun fungsi utama dalam kemasan adalah untuk melindungi produk dari kerusakan, tetapi transportasi secara modern dan penyimpanan barang membuat kemasan menjadi lebih penting. Ditambah lagi dengan sikap konsumen yang lebih suka dengan kemasan yang menarik dan berwarna-warni.

Kemasan untuk alasan perlindungan, pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dengan bahan misalnya dari karton, kayu, plastik, kertas dan kaleng, disatu sisi merupakan sumber sampah yang besar.

Bentuk pengemasan ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Pengemasan tradisional

Pada masa lampau pembungkus atau kemasan terbuat dari bahan-bahan alami yang dapat didaur ulang oleh alam, contohnya

1. Daun pisang dipakai untuk membungkus nasi atau jenis makan lainnya.

2. Daun pohon jati digunakan untuk membungkus ikan atau daging.

3. Daun pandan digunakan untuk membungkus makanan tradisional yang terbuat dari gandum ataupun beras, dimana selain mudah dikupas juga wangi baunya.

4. Bambu dan jenis kayu lainnya dapat digunakan untuk mengemas barang-barang yang akan dibawa kepasar atau ke kota.

Kelebihan dari pengemasan tradisional adalah

1. Bahan berasal dari suber daya alam terurai, sehingga mudah tersedia.

2. Kalau dibuang ke alam dapat diuraikan oleh mikroorganisme, bahkan menjadi pupuk mahluk hidup lainnya.

3. Ekonomis dan terjangkau oleh lapisan masyarakat.

Kekurangan dari pengemasan tradisional adalah tidak sempurnanya perlindungan pada produk sehingga tidak terjamin kualitasnya untuk jangka waktu lama maupun keamanan produk selama pengangkutan jarak jauh.

b. Pengemasan modern

Dengan kemajuan teknologi yang serba canggih, kemasan tradisional mulai ditingkatkan. Daun-daun sudah diganti dengan kaleng yang dilapisi dengan timah, kaleng alumunium, plastik, kertas, stirofoam atau kombinasi dari berbagai bahan sintesis. Disamping mempunyai kelebihan, kemasan modern juga mempunyai kekurangan.

Kelebihan pengemasan modern ;

1. Perlindungan sempurna terhadap produk dari sinar matahari, panas, debu atau kotoran, dan lain-lain sehingga sangat hiegienis dan terjaga kualitasnya untuk jangka waktu lama.

2. Dapat dituliskan berbagai informasi mengenai produk, produsen, kode produksi, dan tanggal kadarluarsa.

3. Memudahkan pengangkutan dan penyimpanan.

Kekurangan pengemasan modern :

1. Bahan baku kebanyakan barasal dari sumber daya alam tidak terurai.

2. Untuk memproduksinya memerlukan banyak energi.

3. Biaya mahal, baik selama proses maupun setelah menjadi barang.

4. Digunakan sesaat, kemudian dibuang menjadi sampah.

5. Tidak dapat atau sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme pengurai.

6. Beberapa diantaranya mengandung zat berbahaya dan beracun.
Sumber : Modul PLH

Tidak ada komentar: